DONASIONLINE.ID - Setiap orang memang diciptakan dengan hawa nafsunya. Salah satu yang dilahirkan oleh hawa nafsu yang tidak dikontrol adalah keserakahan. Artikel ini akan membahas mengenai azab orang yang serakah dan bagaimana kehidupan ketika dikuasai oleh rasa serakah. Yuk simak.
Apa Itu Keserakahan?
Keserakahan adalah keinginan yang berlebihan untuk memperoleh lebih banyak, meskipun seseorang sudah memiliki cukup. Orang yang serakah selalu ingin memiliki lebih, tanpa mempertimbangkan konsekuensi negatif yang mungkin timbul. Keserakahan dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti keinginan berlebih terhadap harta, kekuasaan, atau bahkan status sosial.
Dalam Al-Qur'an, Allah mengingatkan kita untuk tidak terjebak dalam keserakahan. Salah satu ayat yang relevan adalah dalam Surah Al-Humazah ayat 1-3,di mana Allah berfirman:
وَيۡلٌ لِّـكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةِ ۙ ١ اۨلَّذِىۡ جَمَعَ مَالًا وَّعَدَّدَهٗ ۙ ٢ يَحۡسَبُ اَنَّ مَالَهٗۤ اَخۡلَدَهٗ ۚ ٣
Artinya: “Celakalah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya."
Ayat ini menegaskan bahwa orang yang hanya fokus mengumpulkan harta dengan keserakahan akan mengalami kebinasaan.
Azab dari Keserakahan
Ketika keserakahan menguasai hidup seseorang, dampaknya bisa sangat merugikan, baik dari segi moral, sosial, maupun spiritual. Azab orang serakah datang dalam berbagai bentuk, mulai dari hilangnya kedamaian hati hingga keruntuhan sosial. Berikut adalah beberapa dampak keserakahan:
Kehilangan Kedamaian Batin
Orang yang serakah akan selalu merasa cemas dan tidak pernah puas. Mereka terus-menerus mengejar hal-hal materi yang tidak akan pernah cukup. Akibatnya, kedamaian batin yang seharusnya dimiliki hilang karena keserakahan telah menguasai hidup mereka. Azab bagi orang serakah ini bisa berupa ketidakmampuan untuk menikmati hidup, meskipun mereka memiliki banyak harta. Menurut Imam Ibnul Qayyim, orang yang mencintai dunia tidak akan terlepas dari kesedihan dan kelelahan yang tak kunjung reda. Mereka selalu merasa gelisah dan khawatir kehilangan harta mereka, sehingga ketenangan jiwa menjadi sulit dicapai bagi mereka yang terjebak dalam cinta duniawi.
Dicabutnya Keberkahan Hidup
Salah satu bentuk hukuman bagi orang yang serakah adalah hilangnya keberkahan dalam hidup mereka. Seperti yang dinyatakan dalam hadits riwayat muslim, “Andai kata manusia itu telah mempunyai harta benda sebanyak dua lembah, mereka masih ingin untuk mendapatkan satu lembah lagi”. Hal ini menunjukkan bahwa sifat serakah hanya akan membuat seseorang merasa tidak pernah cukup.
Kehilangan Hubungan Sosial
Keserakahan juga dapat menghancurkan hubungan sosial seseorang. Mereka yang terlalu terfokus pada kepemilikan materi sering kali mengabaikan orang-orang di sekitar mereka. Mereka mungkin memanfaatkan orang lain demi keuntungan pribadi, yang pada akhirnya merusak hubungan persahabatan, keluarga, bahkan hubungan kerja. Ini adalah salah satu contoh nyata azab bagi orang serakah dalam kehidupan sosial.
Azab di Akhirat
Selain dampak di dunia, Al-Qur'an juga memperingatkan adanya azab di akhirat bagi orang-orang yang serakah. Dalam Surah Al-Ma'arij ayat 19-21, Allah berfirman:
۞ اِنَّ الۡاِنۡسَانَ خُلِقَ هَلُوۡعًا ۙ ١٩ اِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوۡعًا ۙ ٢٠ وَاِذَا مَسَّهُ الۡخَيۡرُ مَنُوۡعًا ۙ ٢١
Artinya: “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir, apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah, dan apabila mendapat kebaikan dia amat kikir."
Orang yang serakah di dunia akan menghadapi hukuman berat di akhirat, kecuali jika mereka bertaubat dan mengubah perilakunya.
BACA JUGA: Doa Terhindar Siksa Kubur: Mengapa dan Kapan Harus Dibaca?
Cara Menghindari Sifat Serakah
Untuk menghindari keserakahan, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah dengan selalu bersyukur atas apa yang sudah dimiliki. Ketika kita bersyukur, kita akan lebih mudah merasa cukup dan terhindar dari godaan untuk serakah. Selain itu, penting untuk mengingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan dari Allah, dan pada akhirnya kita harus mempertanggungjawabkannya.
Untuk menghindari sifat serakah, penting bagi kita untuk:
Meyakini bahwa rezeki sudah diatur oleh Allah, lalu berusaha maksimal namun tetap bersandar pada takdir Allah.
Menerapkan sikap qana'ah dengan begitu kamu akan merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan tidak membandingkan diri dengan orang lain.
Berbagi dengan sesama dengan cara membayar zakat, infaq, dan sedekah sebagai bentuk kepedulian sosial.
Serakah merupakan karakteristik buruk yang bisa merusak kehidupan seseorang, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan menyadari akibat dari sifat serakah dan menerapkan sikap qana'ah serta berkontribusi kepada orang lain, kita bisa menghindari konsekuensi negatif dari sifat ini. Ingatlah bahwa keberkahan dalam hidup tidak hanya ditentukan oleh jumlah harta yang kita miliki, tetapi juga oleh seberapa besar rasa syukur dan kepedulian kita kepada orang lain.