DONASIONLINE.ID - Siapa yang sering membaca hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim? Siapakah mereka sebenarnya? Yuk bedah biografi mereka dalam artikel ini.
Biografi Imam Bukhari
Imam Bukhari, yang memiliki nama lengkap Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Ju'fi al-Bukhari, lahir pada 13 Syawal 194 H (21 Juli 810 M) di Bukhara, Uzbekistan. Sejak usia dini, ia telah menunjukkan ketertarikan yang mendalam terhadap ilmu hadis. Walaupun sempat mengalami kebutaan di masa kecil, penglihatannya pulih berkat doa sang ibu, yang kemudian menjadi titik awal perjalanannya dalam menuntut ilmu.
Imam Bukhari mengabdikan bertahun-tahun untuk mengumpulkan hadis dari lebih dari 80.000 perawi. Dengan seleksi yang sangat teliti, ia menyusun karya besar Sahih Bukhari, yang berisi sekitar 7.275 hadis. Penulisan kitab ini membutuhkan waktu 16 tahun, dilakukan dengan penuh kesungguhan dan ketakwaan, bahkan sebagian dari proses tersebut dilakukan di dekat makam Nabi Muhammad di Madinah.
Biografi Imam Muslim
Imam Muslim, atau Abu Husain Muslim bin al-Hajjaj, lahir di Naisabur pada tahun 204 H (820 M). Ia adalah murid dari Imam Bukhari dan dikenal dengan karyanya Sahih Muslim, yang juga merupakan salah satu kitab hadis paling sahih. Meskipun Sahih Muslim berisi jumlah hadis yang mirip dengan Sahih Bukhari, kriteria pemilihan haditsnya sedikit berbeda; Imam Muslim tidak mensyaratkan bahwa perawi harus mendengar langsung dari gurunya.
Relevansi Hadis dalam Islam
Hadis-hadis yang dikumpulkan oleh kedua imam ini sangat penting dalam memahami ajaran Islam. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surah Al-Hashr ayat 7 yang berbunyi:
وَمَاۤ اٰتٰٮكُمُ الرَّسُوۡلُ فَخُذُوْهُ وَ مَا نَهٰٮكُمۡ عَنۡهُ فَانْتَهُوۡا ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ؕ اِنَّ اللّٰهَ شَدِيۡدُ الۡعِقَابِۘ
Artinya: “Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya.”
Kedua kitab ini menjadi panduan bagi umat Muslim dalam menjalankan syariat Islam dan menjelaskan sunnah Nabi Muhammad SAW.
Kriteria Hadis Sahih
Baik Imam Bukhari maupun Muslim menggunakan metode ilmiah untuk menentukan keabsahan hadis. Hadis sahih adalah hadis yang memiliki sanad (rantai perawi) yang tidak terputus, perawinya terpercaya, dan isi hadisnya tidak bertentangan dengan Al-Qur'an atau hadis lainnya.
Kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim merupakan dua karya monumental yang dijadikan rujukan utama setelah Al-Qur'an. Allah SWT menegaskan pentingnya mematuhi Rasulullah dalam Al-Qur'an Surah An-Nisa ayat 80 yang berbunyi:
مَنۡ يُّطِعِ الرَّسُوۡلَ فَقَدۡ اَطَاعَ اللّٰهَ ۚ وَمَنۡ تَوَلّٰى فَمَاۤ اَرۡسَلۡنٰكَ عَلَيۡهِمۡ حَفِيۡظًا ؕ ٨٠
Artinya: “Barang siapa mentaati Rasul (Muhammad), maka sesungguhnya dia telah menaati Allah. Dan barangsiapa berpaling (dari ketaatan itu), maka (ketahuilah) Kami tidak mengutusmu (Muhammad) untuk menjadi pemelihara mereka.”
BACA JUGA: Apa itu Tirakat: Mengapa Tirakat Penting? Inilah Alasan Orang-Orang Sukses Melakukannya!
Memahami kehidupan dan karya Imam Bukhari serta Imam Muslim membantu kita menghargai usaha luar biasa mereka dalam menjaga kemurnian ajaran Nabi Muhammad SAW melalui hadis-hadis sahih. Semoga bisa menjadi motivasi untuk memperdalam ilmu agama dan menghargai pentingnya menjaga keaslian ajaran islam.
Wallahu A’lam. Semoga artikel ini bermanfaat.
FAQ
Q: Apa perbedaan antara Sahih Bukhari dan Sahih Muslim?
A: Sahih Bukhari lebih ketat dalam kriteria keabsahan hadis dibandingkan Sahih Muslim. Imam Bukhari mensyaratkan bahwa perawi harus mendengar langsung dari gurunya.
Q: Mengapa hadis perlu diverifikasi keasliannya?A: Untuk memastikan hadis tersebut benar-benar berasal dari Rasulullah SAW dan tidak ada penyimpangan dalam penyampaiannya.
Q: Berapa jumlah hadis dalam masing-masing kitab?
A: Sahih Bukhari memiliki sekitar 7.275 hadis, sedangkan Sahih Muslim juga memiliki jumlah yang serupa tetapi tanpa pengulangan sekitar 4.000.
“Hadis adalah bagian integral dari agama kita; tanpa pemahaman yang benar tentangnya, kita tidak dapat memahami Al-Qur'an secara utuh.” - Imam Nawawi
Penulis: Ayu Munifah
Editor: Salma Andini