DONASIONLINE.ID - Sedekah adalah amalan mulia yang dianjurkan dalam Islam. Namun, di era digital, muncul tren "sedekah untuk konten," di mana seseorang atau kelompok membagikan aksi kebaikan mereka di media sosial. Pertanyaannya, apakah sedekah semacam ini tetap berpahala, atau justru tergolong riya (pamer)?
Hukum Sedekah dalam Islam
Sedekah memiliki kedudukan tinggi dalam Islam, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 271 yang berbunyi:
اِنۡ تُبۡدُوا الصَّدَقٰتِ فَنِعِمَّا هِىَۚ وَاِنۡ تُخۡفُوۡهَا وَ تُؤۡتُوۡهَا الۡفُقَرَآءَ فَهُوَ خَيۡرٌ لَّكُمۡؕ وَيُكَفِّرُ عَنۡكُمۡ مِّنۡ سَيِّاٰتِكُمۡؕ وَاللّٰهُ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ خَبِيۡرٌ ٢٧١
Artinya: “Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Mahateliti atas apa yang kamu kerjakan.”
Ayat ini menegaskan bahwa bersedekah secara terbuka diperbolehkan, namun menyembunyikannya lebih utama.
Sedekah untuk Konten: Antara Pahala dan Riya
Fenomena sedekah yang direkam dan disebarluaskan di media sosial memunculkan dua pandangan:
Sedekah yang Berpahala
Karena aksi kebaikan yang dipublikasikan dapat meningkatkan keinginan dan semangat untuk berbagi di masyarakat, sedekah yang dilakukan dengan niat tulus dapat menjadi ladang pahala.
Sedekah yang Mengarah ke Riya
Jika niat utamanya adalah mencari pujian atau meningkatkan popularitas, maka ini termasuk riya. Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil." Para sahabat bertanya, "Apa itu syirik kecil, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Riya."
Hadis ini mengingatkan kita bahwa riya adalah salah satu jenis syirik kecil yang dapat merusak amal kita. Amalan yang dilakukan tidak akan menghasilkan apa-apa di dunia akhirat.
Cara Menghindari Riya dalam Sedekah
Berikut beberapa tips agar sedekah yang dibagikan di media sosial tetap berpahala:
Pastikan niat utama adalah untuk mencari ridha Allah.
Jangan merendahkan penerima sedekah dalam konten.
Fokus pada manfaat sosial, bukan popularitas pribadi.
Jika memungkinkan, lakukan sedekah secara diam-diam.
BACA JUGA: Zakat Bisa Mengurangi Pajak: Bagaimana Caranya?
Sedekah untuk konten bisa berpahala jika niatnya tulus dan caranya tepat. Namun, jika hanya mencari pengakuan, itu bisa menjadi riya. Kuncinya adalah niat ikhlas dan cara yang benar. Fokuslah pada manfaat bagi orang lain agar sedekah yang kamu lakukan membawa berkah dan menjadi investasi akhirat.
Wallahu A’lam. Semoga artikel ini bermanfaat ya.
FAQ
Q: Apakah semua sedekah yang dipublikasikan termasuk riya?
A: Jika tujuannya untuk menginspirasi dan mendorong orang lain bersedekah, maka itu dapat mendatangkan pahala. Namun, jika hanya untuk mencari perhatian, maka bisa tergolong riya.
Q: Bagaimana cara membedakan niat yang tulus dan riya dalam bersedekah?
A: Renungkanlah, jika sedekah ini tidak diketahui orang lain, apakah kamu tetap akan melakukannya? Jika jawabannya iya, itu menunjukkan niat yang tulus.
“Bersedekahlah tanpa mengharap pujian, karena amal baik sejati adalah yang hanya diketahui oleh Allah.”