Mubazir dalam Islam: Memahami Makna dan Konsekuensinya
avatar

admin

15 Oct 2024

Mubazir dalam Islam: Memahami Makna dan Konsekuensinya

Table of Content

DONASIONLINE.ID - Keseimbangan adalah hal penting dalam agama islam. Itulah kenapa kita harus memahami konsep mubazir. Artikel ini akan membahas secara mendalam apa itu mubazir, dampak negatifnya, serta bagaimana Islam memberikan petunjuk untuk menghindarinya.

Apa Itu Mubazir dalam Islam?

Mubazir dalam Perspektif Agama

Secara sederhana, mubazir berarti penggunaan sesuatu secara berlebihan atau tidak pada tempatnya. Dalam Islam, mubazir dianggap sebagai tindakan yang tidak disukai Allah SWT. Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surah Al-Isra ayat 27 yang berbunyi:

اِنَّ الۡمُبَذِّرِيۡنَ كَانُوۡۤا اِخۡوَانَ الشَّيٰطِيۡنِ​ ؕ وَكَانَ الشَّيۡطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوۡرًا‏ ٢٧


Artinya: ”Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya”

Kesimpulan yang bisa diambil dari ayat di atas adalah tindakan mubazir tidak sejalan dengan ajaran islam karena ketika seseorang melakukan pemborosan maka orang tersebut adalah saudara dari setan maka dari itu, sebagai seorang muslim kita harus menghindari tindakan tersebut. 

Secara bahasa, mubazir berarti membelanjakan harta untuk sesuatu yang tidak sepatutnya dibelanjakan, yang kemudian membuat harta itu terbuang dengan sia-sia. Dalam konteks Islam, mubazir identik dengan berlebihan atau boros. Orang yang mubazir akan boros dan berlebihan dalam menggunakan hartanya, bahkan menyalurkan hartanya untuk hal-hal yang sia-sia atau bahkan maksiat. 

Mubazir dalam Kehidupan Sehari-hari

Mubazir tidak hanya terkait dengan makanan atau harta benda. Penggunaan waktu, tenaga, dan bahkan pikiran secara berlebihan atau tidak efektif juga dapat dianggap sebagai mubazir. Setiap Muslim diharapkan menggunakan sumber daya yang ada dengan bijaksana, karena segala yang kita miliki adalah amanah dari Allah SWT.

Dampak Negatif dari Mubazir

Segala sesuatu pasti ada sebab dan akibat. Berikut ini adalah beberapa dampak akibat melakukan tindakan mubazir: 

Kerugian di Dunia

Perbuatan mubazir dalam Islam dapat membawa berbagai dampak buruk dalam kehidupan. Secara ekonomi, pemborosan atau penggunaan yang tidak perlu dari suatu sumber daya dapat menyebabkan kerugian finansial. Sebagai contoh, membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan atau membuang-buang makanan dapat menyebabkan ketidakseimbangan finansial di tingkat individu maupun masyarakat.

Kerugian di Akhirat

Segala tindakan yang kita perbuat akan diperhitungkan kelak di akhirat. Tindakan mubazir dapat menyebabkan kita kehilangan pahala dan mendapatkan dosa. Hal ini karena mubazir menunjukkan kurangnya rasa syukur terhadap nikmat yang Allah berikan.



BACA JUGA: Apakah Investasi Saham Halal? Menelusuri Hukum Investasi Saham dalam Islam

Bagaimana Menghindari Mubazir?

Segala perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran islam sangat perlu kita hindari, berikut ini adalah langkah-langkah agar terhindar dari mubazir:

Mengelola Sumber Daya dengan Bijak

Untuk menghindari mubazir, kita harus mulai dengan merencanakan segala sesuatu dengan matang. Misalnya, sebelum membeli barang, kita harus mempertimbangkan apakah barang tersebut benar-benar diperlukan. Jika tidak, lebih baik kita menghindarinya.

Selain itu, Islam juga mengajarkan kita untuk hidup sederhana dan bersyukur atas apa yang kita miliki. Dengan bersikap qana'ah (merasa cukup), kita bisa mencegah diri dari tindakan mubazir.

Berinfaq dan Bersedekah

Salah satu cara lain untuk menghindari mubazir adalah dengan berbagi rezeki kepada orang yang membutuhkan. Islam sangat menganjurkan infaq dan sedekah. Dengan berbagi, kita tidak hanya terhindar dari mubazir, tetapi juga mendapatkan pahala yang berlimpah.

Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 195:

وَاَنۡفِقُوۡا فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ وَلَا تُلۡقُوۡا بِاَيۡدِيۡكُمۡ اِلَى التَّهۡلُكَةِ ۖ  ۛۚ وَاَحۡسِنُوۡا  ۛۚ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الۡمُحۡسِنِيۡنَ‏ ١٩٥

Artinya: “Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat baiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”

Ayat ini mendorong umat Islam untuk selalu mengelola harta mereka dengan baik, salah satunya dengan berinfaq.

ads
Infaq
Infaq Sekarang
Program Rumah Yatim
 

Mubazir dalam Islam bukan hanya sekadar tindakan pemborosan, tetapi juga mencerminkan kurangnya kesadaran dan rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan. Islam melarang keras perilaku mubazir karena dianggap sebagai saudara setan dan dapat merugikan diri sendiri, orang lain, serta lingkungan.

Setelah memahami makna dan konsekuensi mubazir dalam Islam, diharapkan kita bisa menjadi umat yang bijak dalam menggunakan harta dan sumber daya. Semoga kita selalu diberikan petunjuk untuk senantiasa menjauhi perilaku mubazir dan bersikap sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

Wallahu A’lam.